Mengasah Kecerdasan Emosional (Part 1) : Mengubah kondisi Mental dengan Mengubah Kondisi Fisik

By
Sebagaimana yang sudah kita bahas pada bagian sebelumnya, bahwa kecerdasan emosional jauh lebih berperan dalam menentukan kesuksesan seseorang ketimbang kecerdasan intelektual. Porsinya tidak main-main. 80/20. 80% untuk kecerdasan emosional, dan 20% untuk kecerdasan intelektual.

Karena itulah demi meraih kesuksesan yang kita idam-idamkan, layak bagi kita untuk senantiasa mengembangkan kecerdasan emosional dalam diri kita.

Jika kembali kita dedahkan apa itu kecerdasan emosional, maka akan kita dapati bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan mengelolah kondisi emosi dan mental dalam setiap momentum kehidupan. Tak peduli apakah kehidupan sedang menyuguhkan kejadian menyenangkan atau sebuah kepedihan, kita selalu bisa mengusai emosi kita untuk tetap berada pada level yang positif.

Sikap atau cara kita merespon kejadian itulah yang menentukan.
Mengasah Kecerdasan Emosional (Part 1) : Mengubah kondisi Mental dengan Mengubah Kondisi Fisik

Nah pada tulisan hangat di kamis sore ini, akan coba kita kupas bagaimana kiat-kiat untuk menjaga kita punya kondisi emosional dan mental dalam menghadapi setiap tantangan kehidupan. Jadi apakah anda sudah siap?

Kalaulah sudah, maka langsung saja berikut penjelasannya…

Kekuatan Kondisi Fisik

Satu fakta yang kerap kali diajarkan oleh Motivator Anthony Robbins adalah ini: Kondisi emosional kita ditentukan oleh kondisi fisiologi kita. Segala yang kita rasakan adalah hasil dari bagaimana kita menggunakan tubuh kita.

Cobalah anda tersenyum dengan sangat lebar, buka mata dan pandangan anda dengan luas, kepalkan tangan anda dengan sangat kuat, dan kemudian katakan “saya senang sekali! Saya Bahagia! Luar Biasa!” Maka apa yang anda rasakan? Positif bukan?

Sekarang pertahankan gaya anda. Pertahankan sikap tubuh anda. Tapi pada saat yang bersamaan cobalah untuk merasa sedih, hancur, dan kecewa. Apakah anda bisa? Bisa dipastikan tidak bisa.

Sekarang cobalah bersikap yang muram. Tekuk wajah anda, manyunkan mulut anda. Pada saat yang sama bisakah anda merasa bahagia dan antusias?

Itulah kekuatan kondisi fisiologi. Cara kita menggunakan tubuh kita, menentukan emosi yang muncul dalam diri kita. Bahkan perubahan sedikit saja dalam ekspresi wajah akan sangat menentukan apa yang akan kita rasakan. Dan pada selanjutnya menentukan apa yang akan kita pikirkan.

Jadi kondisi emosional itu bisa dengan mudah kita siasati, dengan mengubah kondisi fisik kita. Kalaulah kita ingin merasa lebih bahagia, maka pastikan sikap tubuh kita menunjukkan sikap orang-orang yang sedang bahagia. Jika kita sudah bersikap bahagia, maka dengan sendirinya hati kita akan mengikuti sikap tubuh kita.

Maka benarlah apa yang dikatakan Dr. Stephen Covey, bahwa hidup kita ditentukan oleh 10% hal-hal yang datang dari luar diri kita. Dan hal ini -kejadian-kejadian yang terjadi pada diri kita- tidaklah bisa kita ubah atau tentukan akan seperti apa. Tapi 90% sisanya kehidupan kita ditentukan oleh cara kita bersikap dalam merespon kejadian tersebut. Dan 90% ini adalah sepenuhnya ada dalam kendali kita. Kita yang menentukan apakah kita ingin menyikapinya dengan penuh negatifitas atau kita ingin mengambil sikap sebagai pemenang.

Hormon dan Bahasa Tubuh

**Penelitian baru-baru ini dari Universitas Harvard, Universitas Oregon, Universitas Texas dan lainnya menunjukkan bahwa para pemimpin yang hebat bukan memiliki mindset yang sama tapi juga memiliki level hormon yang sama. Secara spesifik, mereka cenderung memiliki tingkat hormon testosteron yang lebih tinggi sekaligus tingkat hormon kortisol yang lebih rendah dari orang lain.

Kadar testosteron yang lebih tinggi memicu naiknya rasa percaya diri dan kadar kortisol yang rendah memicu turunnya tingkat kecemasan sekaligus meningkatnya kemampuan mengatasi stres. Jadi kadar hormon yang tepat membuat Anda lebih percaya diri dan lebih sedikit stres dan sebaliknya.

Dan salah satu faktor yang mampu mempengaruhi kedua hormon tersebut adalah body language atau bahasa tubuh. Jika Anda memahami bagaimana memanfaatkan bahasa tubuh maka Anda mampu meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi stres.

Amy Cuddy adalah peneliti dari Universitas Harvard yang mempelajari bahasa tubuh dan pengaruhnya terhadap hormon. Cuddy dan timnya telah mengidentifikasi dan mengelompokkan posisi tubuh yang berbeda dalam dua golongan, yaitu HIGH POWER dan LOW POWER. High power adalah pose tubuh terbuka dan rileks sedangkan low power adalah pose tertutup. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah (barisan atas adalah pose high power dan barisan bawah adalah pose low power).


Cuddy mempelajari pengaruh kedua pose tersebut dengan mengadakan eksperimen pada 42 orang mahasiswa. Eksperimen tersebut diawali dengan mengumpulkan sampel air liur dari masing-masing mahasiswa lalu mengukur kadar hormon testosteron dan kortisol mereka. Lalu mereka diminta untuk duduk dengan pose high power dan low power masing-masing selama dua menit. Dan terakhir sampel air liur mereka diambil dan kadar hormon testosteron dan kortisol kembali diukur.

Cuddy dan timnya cukup terkejut dengan hasil eksperimen tersebut. Pose high power meningkatkan kadar testosteron hingga 20% dan secara bersamaan menurunkan kadar kortisol hingga 25%.

** (potongan artikel ini dikutip dari: Suhardicamp.blogspot.co.id)

5 Kiat Meningkatkan Kepercayaan Diri

Dalam buku The Magic of Thinking Big, Dr. David J. Schwartz menuliskan 5 kiat yang bisa dipraktekkan untuk meningkatkan kepercayaan diri. Kelima kiat tersebut adalah:
  1. Menatap mata lawan bicara anda
  2. Berbicaralah terus terang
  3. Duduklah selalu pada barisan depan
  4. Selalu tersenyum lebar-lebar
  5. Berjalanlah 25% lebih cepat dari orang biasa.
Kelima tekhnik ini sepenuhnya menunjukkan proses bahwa kondisi fisik kita dari luar menentukan kondisi emosi kita di dalam. Sikap fisik menentukan sikap mental kita. Bahasa tubuh menentukan emosi.

Jika anda perhatikan orang-orang sukses, mereka semuanya pasti melakukan kelima tekhnik di atas. Salah satu misalnya adalah berjalan 25% lebih cepat. Inilah salah satu kebiasaan orang-orang sukses. Sementara orang-orang biasa berjalan dengan lambat dan dengan langkah yang biasa.

Berjalan 25% lebih cepat itu mengindikasikan bahwa ada sesuatu yang penting yang harus anda lakukan. Bahwa anda adalah orang penting yang menghargai waktu anda. Dan dengan sendirinya ini akan menumbuhkan perasaan PD dalam diri kita.

Bahkan salah satu hadist meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad itu selalu berjalan cepat dan gesit. Ini salah satu ciri akan tingginya kecerdasaan emosional beliau.

Olahraga Yang Teratur

Berbagai hasil studi menunjukkan olahraga rutin mampu meningkatkan kemampuan otak dan kestabilan emosi. Disamping pula membuat kita jauh lebih sehat.

Dengan olahraga rutin tubuh kita akan teraliri energi positif yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari.

Bergerak Meruntuhkan Kemalasan

Kemalasan adalah salah satu sifat negatif yang paling buruk, yang menyebabkan orang tidak bisa sukses. Kemalasan pula menjadi bukti tidak berkembangnya kecerdasan emosional (EQ) dalam diri kita.

Namun yang unik adalah, ternyata untuk meruntuhkan sikap malas yang menggelayuti tubuh kita adalah dengan bergerak. Rasa malas itu seperti batu-bata yang menumpuk mengubur diri kita. Dan satu-satunya cara untuk menghilangkannya adalah kita bergerak. Dengan bergerak dan berontak, batubata-batubata itu akan runtuh dan berjatuhan dari tubuh kita.

0 komentar:

Post a Comment