Jangan silau dengan ilmu!

By
Orang bijak barat mengatakan pengetahuan adalah kekuatan. Orang bijak timur bilang ilmu adalah cahaya. Memanglah benar demikian. Pengetahuan laksana lentera yang kita bawa di tengah kegelapan malam. Tanpanya kita bisa tersandung bahkan terjatuh karena tidak mampu melihat apa-apa.

Namun di lain sisi, memegang obor juga ternyata bisa membuat mata kita silau. Membuat kita menjadi tidak bisa melihat apa-apa selain cahaya itu sendiri. Supaya bisa melihat harusnya kita taroh obor itu agak jauh dari mata kita dan atau ada semacam pelindung sehingga cahaya itu hanya menerangi jalan kita bukannya menyilaukan mata kita.

obor
img from: posronda.net

Ternyata ini juga pelajaran dalam belajar dan mencari ilmu pengetahuan. Kerap kali kalau kita tengah mempelajari sesuatu, kita menjadi terlalu fokus dengan ilmu kita. Akibatnya kita tidak bisa melihat ilmu pengetahuan dari orang lain di sekitar kita.

Ilmu memang membuat kita seperti mendapat cahaya kehidupan. Namun kalau ilmu itu membuat kita silau, maka dampaknya adalah kesombongan. Kita hanya melihat ilmu kita yang paling benar. Kita sudah mengetahui segalanya, dan ilmu orang lain tidak ada apa-apanya.

Faktanya begitulah yang terjadi pada kebanyakan orang. Terutama kepada mereka yang baru saja mendapatkan pengetahuan tertentu.

Dulu ketika pertama kali membaca buku-buku motivasi, kesuksesan, psikologi, leadership dan lain-lain, saya merasa sudah tahu segalanya. Saya merasa bahwa ilmu saya adalah yang paling penting, sehingga ilmu orang lain tidak ada apa-apanya bagi saya. Dampak positifnya adalah memang kepercayaan diri meroket drastis. Namun di lain sisi, kepercayaan diri itu sedikit banyak menyentuh level kesombongan. Kita memandang rendah orang-orang yang berada tidak sejalur bidangnya dengan kita.

Tapi ada sisi baik lain dalam diri kita. Yakni kita ingin membantu orang lain. Sebab kita pikir alangkah kasihannya mereka tidak mendapat lentara cahaya seperti kita. Kita bermaksud untuk membagi cahaya itu kepada mereka. Karena kita rasa ilmu kita adalah yang paling berharga untuk menjalani kehidupan ini. Ini baik, tapi jika caranya salah, atau ada niat lain dalam diri kita, misalnya kita ingin pamer kita punya ilmu, kita ingin terlihat pintar dan menyombongkan kita punya ilmu, maka itulah salah satu tanda lentera ilmu kita sudah bikin mata kita silau.

Yang kedua yang terjadi adalah kita tidak lagi mau belajar ilmu lain. Kita tidak lagi mau belajar dari orang lain. Selain kepada orang-orang yang kita anggap guru. Kita cenderung menganggap remeh ilmu orang lain. Kita benar-benar silau dengan ilmu kita, sehingga seperti apapun cantiknya ilmu orang lain di sana tidak akan mampu kita lihat. Sebab kita terlalu sibuk mengagumi cahaya kita sendiri.

Memanglah benar jika dikatakan pengetahuan itu adalah kekuatan. Ilmu itu adalah cahaya. Namun cahaya saja tidak cukup membimbing kita meniti jalan yang benar. Cahaya harus kita arahkan ke arah yang benar. Kalau kita arahkan salah, maka ia akan menjadi boomerang bagi kita sendiri.

Cahaya ilmu sendiri belum ada apa-apanya kalau belum menghasilkan kebijaksanaan. Itulah ujung dari setiap ilmu. Kebijaksanaan adalah bagaimana ilmu yang kita miliki menjadikan kita orang yang lebih baik. Yang lebih rendah hati. Dan lebih dekat dengan sumber dari segala sumber cahaya, Tuhan. Itulah inti kebijaksanaan. Itulah tujuan kita punya ilmu pengetahuan.

Sejatinya ilmu Tuhan itu maha luas. Semakin banyak yang kita tahu, maka kita akan semakin sadar bahwa semakin banyak pula yang kita tidak tahu. Kalau kita sedang di bumi, maka kita mengira jarak langit itu hanya sebatas pandangan kita. Namun semakin tinggi kita naik ke angkasa, maka semakin kita sadar bahwa ternyata langit itu sungguh teramat jauh. Sebagaimana ungkapan seorang filsuf terkemuka, “Setiap kecerdasan yang dimiliki seseorang akan semakin mengungkapkan akan kebodohan dirinya.”

Begitu halnya dengan ilmu. Ilmu itu tidak ada apa-apanya. Tidak selayaknya kita sombong hanya karena kita punya segelintir ilmu pengetahuan tertentu. Ilmu hanya menjadi berguna, jika ia membuat kita berpikir lebih bijak.

Semoga tulisan singkat ini bermanfaat di kamis sore ini...

0 komentar:

Post a Comment