Hari ini saya ingin cerita sedikit tentang pengalaman saya menghadapi kegagalan dalam hidup.
Awal kisahnya begini. Dulu pertama kali saya membaca buku-buku motivasi, bisnis, psikologi dan lain-lain, kepercayaan diri meningkat drastis. Dan karir pun meroket.
Ketika masalah mulai pelan-pelan mulai menghadang, perlahan-lahan semua itu menjadi hilang bak di telan bumi. Saya jatuh dalam sembilu penderitaan dan kepedihan.
Di tengah kegagalan yang memilukan ini, saya selalu berusaha untuk bangkit. Namun entah mengapa saya pun selalu gagal. Seakan nasib enggan beranjak meninggalkan titik nadir ini. Saya membaca kembali buku-buku yang dulu pernah membuat saya berubah, tapi ternyata itu tidak memberikan hasil apa-apa.
Belajar dari Kegagalan | img: |
Ternyata satu hal. Saya mempelajari hal-hal yang sama. Karena saya menganggap dulu saya berubah hidupnya karena buku ini. Jadi tentu buku ini juga akan membantu saya saat ini. Ternyata saya salah.
Pikiran kita maunya harus terus berkembang. Ia harus terus di-upgrade. Jika tidak maka ia akan downgrade dengan sendirinya. Pikiran yang downgrade akan sangat-sangat rentan stress. Melihat diri kita tidak bisa maju akan menurunkan kita punya kepercayaan diri. Dan ujung-ujungnya memicu dan memacu negativitas untuk bersemayam dalam diri kita.
Karena itu dibutuhkan sesuatu yang baru. Sebuah gebrakan. Sesuatu yang membuat pikiran kita mendapatkan obor yang baru. Bukan hanya mengandalkan obor lama yang perlahan-lahan sudah meredup cahayanya.
Kegagalan Bukanlah Pelajaran…
Ternyata berusaha bangkit dimana anda merasa tidak bisa bangkit, itu lebih menyakitkan daripada kegagalan itu sendiri. Kegagalan terjadi seperti bintang jatuh. Hanya sekilas saja. Dalam sekejap anda sudah berada di ekstrim yang berbeda. Dari titik zenith ke titik nadir. Dari puncak teratas, ke palung terdalam.Namun proses untuk bangkit itulah yang butuh fighting spirit yang luar biasa. Banyak orang mengatakan kegagalan itu adalah pelajaran berharga. Well, menurut saya… Belum! Kegagalan belum menjadi pelajaran berharga. Ketika anda memutuskan untuk menerima kegagalan sebagai sebuah kenyataan dan kemudian menyerah, maka kegagalan tidaklah memberikan pelajaran apa-apa.
Kegagalan baru akan menjadi pelajaran berharga, ketika kita memutuskan untuk bangkit kembali. Sebab memutuskan untuk bangkit memaksa kita, untuk belajar dari kegagalan. Kita tidak bisa bangkit, jika kita tidak mau belajar dari kegagalan. Pun kita juga tidak akan belajar dari kegagalan ketika kita enggan untuk bangkit.
Dan tepat ketika anda ingin bangkit, tapi anda merasa tak sanggup untuk bangkit, di situlah drama lain tentang kegagalan terjadi. Dan ini lebih menyiksa daripada kegagalan itu sendiri. Mengapa ini bisa terjadi?
Kerap kali sebab pikiran kita masih terbentur pada paradigma lama. Kita tidak merubah cara pandang kita. Setidaknya ini yang terjadi pada saya. Saya masih berpikir bahwa untuk bangkit saya harus melakukan apa yang dulu pernah saya lakukan. Sayangnya pada saat yang sama, saya tidak punya sumber daya untuk melakukan itu.
Dan inilah awal dari…
…Terjadinya Sebuah Kegilaan
Ilmuwan paling berpengaruh Albert Einstein, sekali pernah berujar, “Kegilaan adalah mereka yang melakukan hal yang sama terus-menerus kemudian mengharapkan hasil yang berbeda.”Ternyata Ini terjadi dalam diri saya. Saya bukannya belajar dari kegagalan kemudian bangkit lagi. Yang saya lakukan adalah saya mengulang-ulang terus kegagalan itu. Saya selalu ingin memulai dari awal lagi. Ketika saya gagal, maka saya akan memulai lagi segala sesuatunya dari awal. Gagal lagi, ulang lagi dari awal.
Ini kebetulan terkait dengan sifat perfeksionis yang bercokol di balik mindset saya. Alergi dengan kesalahan. Ada kesalahan sedikit, rombak total, mulai dari awal lagi. Salah lagi, ulang lagi. Begitu seterusnya sampai Tom dan Jerry baikan.
Sehingga bukannya maju, saya malah mengulang-ulang terus hasil yang sama; Kegagalan. Jadi seperti lingkaran setan. Atau seperti anjing yang mengejar-ngejar ekornya sendiri.
Kesuksesan layaknya membangun rumah. Ketika anda salah memasang satu pasak pada satu tiang, anda tidak perlu membongkar seluruh kerangka bangunan rumah untuk memulai lagi semuanya dari awal. Cukup dengan memperbaiki bagian yang salah, kemudian melanjutkan ke bagian selanjutnya. Tapi kalau anda selalu mengulang-ulang dari awal, maka rumah anda tidak akan pernah jadi.
Weleh-weleh…
The New Approaches
Mengulang-ulang kesalahan kemudian mengharapkan hasil yang berbeda jelas adalah kegilaan. Karena itu setelah belajar dari kegagalan, mutlak yang kita perlukan adalah sebuah pendekatan baru.Kalau cara ini salah dan menyebabkan kegagalan, maka satu-satunya jalan untuk menemukan cara yang benar adalah dengan mencoba cara-cara baru. Arnold H. Glasow mewasiatkan, “Kesuksesan itu sederhana, yakni melakukan apa yang benar, dengan cara yang benar dan pada waktu yang benar.”
Tapi untuk menemukan cara maupun waktu yang benar itu, butuh proses. Pada kegagalanlah kita paham bahwa cara kita salah. Dan kemudian kebangkitan menggunakan cara-cara baru, membuat pada akhirnya kita ketemu dengan cara yang benar.
Setelah menemukan pencerahan itu. Maka saya melakukan lagi dengan pendekatan baru. Saya berpikir dengan cara yang berbeda, saya melakukan hal-hal baru yang selama ini belum pernah saya lakukan, sayapun melakukan hal-hal yang selama ini ingin saya lakukan namun tidak melakukannya sebab adanya anggapan-anggapan yang membatasi diri saya. Saya baca buku-buku baru. Saya berkenalan dengan orang-orang baru. Saya mengambil rute-rute baru. Dan segala hal baru lainnya.
Dan ini semua membuat saya serasa mendapat suntikan energi baru.
Dengan energi baru ini saya menjadi lebih optimis dan antusias dalam hidup. Sehingga ini semua berdampak pada keberanian dalam diri saya. Saya lebih percaya diri kembali. Dan kemudian berani untuk mengejar impian yang lebih tinggi.
Akhirnya, Saya jadi teringat dengan 3 poin perubahan yang pernah dilontarkan oleh Motivator Anthony Robbins, bahwa agar suatu perubahan terjadi yang kita harus lakukan memang adalah;
1. Menaikkan standar-standar hidup kita.
2. Menghilangkan keyakinan-keyakinan yang membatasi.
3. Melakukan dengan pendekatan-pendekatan baru.
Demikianlah secuil cerita tentang bagaimana saya menghadapi kegagalan-kegalan dalam hidup. Sebagai penutup, mari kita camkan pesan bijak Mantan Presiden Amerika Thomas Jefferson berikut.
“Untuk mendapatkan sesuatu yang belum pernah kau dapatkan dalam hidup, kau harus berani untuk melakukan hal-hal yang belum pernah kau lakukan sebelumnya.”
Semoga tulisan sederhana ini, bisa memberikan semburan spectrum-spektrum positif dalam hidup anda. (Halah… apa sih!??) Sekian. Jangan lupa komen ya…
Saya suka postingan nya! Nice
ReplyDeleteSaya juga suka postingan ini. Bagus sekali! Membuat saya bersemangat kembali. Terimakasih mas.
ReplyDelete