Pengembangan Diri; Memperbaiki Kelemahan atau Meningkatkan Kekuatan?

By
Pengembangan Diri; Memperbaiki Kelemahan atau Meningkatkan Kekuatan

Tulisan kali ini sangat penting dalam proses pengembangan diri kita. Kalimat sederhananya, kita semua punya kekurangan dan kelebihan masing-masing. Tapi dalam rangka pengembangan diri kita tidak berhenti sampai di sana saja. Faktanya, yang terjadi pada kebanyakan orang adalah mereka menerima itu semua begitu saja. Tanpa menyadari bahwa kelebihan dan kekurangan itu bisa kita tingkatkan untuk mendapatkan pengalaman hidup yang lebih baik. Oleh Dr. Carol Dweck dalam bukunya, Mindset; The New psychology of Success, orang-orang yang berpikir demikian disebut sebagai bermindset tetap. Mereka percaya bahwa siapa dan bagaimana mereka saat ini, ya memang itulah diri mereka. Dan tidak bisa lagi diubah. Ini penting untuk dipahami sebab ada banyak sekali orang begitu. Orang-orang sukses, adalah mereka yang mengembangkan sebuah kepercayaan mindset berkembang. Artinya, apa-apa yang ada dalam diri manusia itu bukanlah begitu saja, melainkan bisa berkembang dan terus berkembang, melalu latihan dan belajar.

Beranjak dari sana, muncul kemudian pertanyaan. Kalau kita ingin mengembangkan diri, Mana yang lebih baik; memperbaiki kekurangan atau meningkatkan kekuatan?

Dulu ilmu psikologi berfokus pada apa yang disebut dengan (mental illness). Artinya, para psikolog meyakini bahwa manusia itu sebenarnya jiwanya sakit, dan ilmu psikologi hadir untuk menyembuhkan penyakit jiwa tersebut.

Namun belakangan, pada tahun 1999 sekelompok psikolog muncul dengan sebuah gebrakan baru. Mereka menamai diri mereka sebagai aliran “positive psychology”. Salah satu yang paling terkenal dari kelompok ini adalah Dr. Martin Selignmen. Yang menulis buku Learned Optimism; How to change your mind and your life. Aliran psikologi ini berangkat dari premis bahwa sebenarnya manusia itu memiliki potensi kekuatan dan keunikan dalam dirinya, dan untuk meraih kesuksesan manusia hanya perlu mendayakan kekuatan tersebut.

Abah Rama Royani, penemu talent mapping, menjelaskan bahwa apa yang disebutkan sebenarnya sebagai kelebihan dan kekurangan itu adalah potensi dan keterbatasan. Setiap manusia dibekali potensi dan keterbatasan bukan kelebihan dan kekurangan. Potensi belum menjadi kekuatan selama ia belum diasah dengan latihan skill dan pengetahuan. Begitupun keterbatasan sebenarnya masih bisa diatasi. Contohnya, manusia dibekali potensi berupa akal. Akan tetapi akal belum menjadi kelebihan kalau ia tidak dikembangkan dengan pengetahuan dan keterampilan berpikir. Manusia juga diberikan keterbatasan seperti misalnya, “Tidak bisa terbang”. Ini keterbatasan. Tapi keterbatasan ini tidak akan menjadi kelemahan selama kita memang tidak mau terbang. Nanti keterbatasan ini akan menjadi kelemahan kalau sudah kita paksakan kita ingin bisa terbang. Anda paham ya?

Dari sanalah beliau kemudian membuat talent mapping. Tujuannya adalah untuk mendata jenis potensi-potensi alamiah manusia. Dalam pengembangannya, ia menemukan 34 jenis potensi (bakat) yang dimiliki manusia (saya menyarankan anda membaca bukunya). Dan dari sana kita kemudian bisa tahu, apa potensi-potensi bakat yang dominan dalam diri kita. Dan bakat-bakat apa yang merupakan keterbatasan kita.

Dan kesimpulannya, menurut Abah Rama, agar bisa berhasil dalam pengembangan diri, satu-satunya jalan adalah dengan berfokus pada potensi kita. Potensi itulah yang harus kita kembangkan dan latih dengan keterampilan dan pengetahuan. Dan jangan sekali-kali kita berupaya untuk memperbaiki keterbatasan kita. Kalau kita tidak bisa terbang, ya mau kita apakan?

Agar anda lebih mengerti lagi, saya akan berikan contoh sederhana sebagaimana yang diajarkan oleh Penulis Otak Kanan Ippho Santosa. Beliau mengajarkan kalau anda kurang dalam pelajaran menghitung tapi berbakat dalam pelajaran seni musik misalnya. Maka yang harus anda fokuskan adalah semakin memperhebat diri anda dalam pelajaran seni musik, bukannya memperbaiki kemampuan matematika anda. Dengan begini anda akan menjadi ahli di bidang musik. Kalau anda perbaiki kemampuan matematika anda, maka hasilnya anda hanya akan menjadi orang menengah di bidang matematika dan menengah juga di bidang seni musik.

Riset demi riset telah membuktikan bahwa orang-orang yang berfokus untuk meningkatkan potensi bakatnya menghasilkan kinerja dan pencapaian lebih sukses. Dan studi juga menunjukkan bahwa upaya-upaya perubahan yang dilakukan baik dalam skala individu atau skala organisasi, yang menggunakan pendekatan problem based/weakness based (perubahan dilakukan karena ingin memperbaiki kekurangan) sama sekali tidak efektif.

Jadi mulai sekarang, temukanlah apa sebenarnya potensi utama dalam diri anda? Kemudian kembangkanlah itu dengan pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakannya. Maka anda bukan hanya menjadi orang sukses, tapi juga menjadi ahli di bidang anda.

Semoga bermanfaat.

0 komentar:

Post a Comment